Hiburan

Film Sore: Istri dari Masa Depan Tayang di Bioskop, Ini Perbedaannya dengan Versi Web Series

53
×

Film Sore: Istri dari Masa Depan Tayang di Bioskop, Ini Perbedaannya dengan Versi Web Series

Share this article
Film Sore: Istri dari Masa Depan Tayang di Bioskop, Ini Perbedaannya dengan Versi Web Series
Tangkap layar trailer film Sore: Istri dari Masa Depan. (Inhype Pictures via YouTube Cinema XXI)

KenapaSih.com, HiburanSore: Istri dari Masa Depan sukses menarik perhatian publik, mencatat lebih dari 500 ribu penonton pada hari keenam penayangannya di bioskop Indonesia.

Film ini berkisah tentang seorang fotografer yang hidupnya mendadak kacau setelah kemunculan seorang wanita misterius yang mengetahui semua tentang dirinya. Kehadirannya membawa misi penting yang menguji batas cinta dan pengorbanan demi masa depan yang lebih baik.

Sebelum hadir di layar lebar, Sore lebih dulu dikenal sebagai web series populer yang tayang di YouTube pada 2017. Dengan premis serupa, Yandy Laurens kembali menggarap kisah ini ke dalam format film yang tayang perdana pada 10 Juli 2025.

Versi filmnya pun memunculkan rasa penasaran, terutama di kalangan penggemar lama. Berikut beberapa perbedaan utama antara versi film dan web series Sore: Istri dari Masa Depan.


Pemeran Utama Berubah

Perbedaan paling mencolok antara versi film dan web series Sore: Istri dari Masa Depan terletak pada pemeran karakter utama wanita. Jika di web series 2017 sosok Sore yang ikonik diperankan Tika Bravani, maka di versi layar lebar peran tersebut diambil alih oleh Sheila Dara Aisha.

Sementara itu, Dion Wiyoko tetap memerankan tokoh Jonathan (Jo) di kedua versi. Pergantian aktris ini bukan hanya sekadar perubahan wajah, tetapi juga membawa interpretasi serta nuansa baru yang memperkaya karakter Sore dalam versi film.


Pendalaman Cerita dan Konflik yang Lebih Kompleks

Adaptasi layar lebar Sore: Istri dari Masa Depan menghadirkan alur cerita yang lebih dalam dan kompleks dibandingkan versi web series-nya. Dalam wawancara di kanal YouTube CGV Kreasi, Dion Wiyoko mengungkapkan bahwa karakter Jonathan mendapat pendalaman yang signifikan di versi film.

“Pas pertama kali baca naskah, gue merasa karakter Jo beda banget sama web series. Bukan yang tiba-tiba dia jadi ekstrovert, tapi pendalaman karakternya jadi lebih banyak dan dalam,” ujar Dion.

Jika web series lebih linier dengan fokus pada upaya Sore mengubah kebiasaan Jonathan, versi filmnya menyuguhkan konflik yang lebih rumit. Film ini mengeksplorasi pergulatan emosional, konsekuensi tak terduga dari setiap pilihan Sore, hingga dinamika hubungan yang membuat emosi penonton ikut teraduk.


Perubahan Latar Tempat

Salah satu perbedaan mencolok antara versi web series dan film Sore: Istri dari Masa Depan terletak pada latar tempat ceritanya. Dalam web series 2017, Jonathan digambarkan tinggal di Petritoli, kota kecil di Italia yang memberi sentuhan romantis Eropa pada kisah orisinalnya.

Sementara itu, di versi layar lebar, latar utama dipindahkan ke Grožnjan, kota perbukitan di Kroasia. Perubahan lokasi ini tidak hanya menghadirkan lanskap visual yang segar, tetapi juga menyesuaikan atmosfer cerita dengan konflik yang lebih kompleks dan mendalam.


Pesan Moral yang Lebih Mendalam

Meski mengusung premis cerita yang sama, versi web series dan film Sore: Istri dari Masa Depan menyajikan pesan moral yang berbeda. Web series lebih menekankan pada tema “kesempatan kedua” dan upaya mengubah seseorang menjadi versi yang lebih baik.

Sementara itu, versi layar lebar menggali tema yang lebih kompleks dan dewasa tentang “merelakan cinta.” Film ini mengajak penonton merenung bahwa cinta sejati terkadang bukan soal memiliki, melainkan tentang melepaskan demi kebahagiaan orang yang dicintai. Dengan pendekatan ini, filmnya memberikan bobot emosional dan filosofis yang lebih kuat dibandingkan pendahulunya.