KenapaSih.com, Nasional – Kerakel dikenal sebagai salah satu senjata bela diri tradisional khas Betawi yang kerap digunakan oleh para jagoan, jago, dan jawara, khususnya dalam seni maen pukulan, bela diri khas masyarakat Betawi.
Di kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat, masyarakat Betawi menyebut kerakel dengan nama blangkas. Terkait asal-usul namanya, terdapat sejumlah versi yang berkembang di kalangan masyarakat.
Secara etimologis, dalam bahasa Inggris, senjata ini mirip dengan knuckle atau buku kepalan. Sementara dalam bahasa Belanda, istilah krakkel memiliki arti perkelahian. Namun menurut budayawan Betawi Ridwan Saidi, nama kerakel merupakan akronim dari “kerak keling” — yakni sisa pembakaran baja hitam yang dibentuk menyerupai buku kepalan tangan.
Mengutip dari laman Seni & Budaya Betawi, Ridwan menjelaskan bahwa proses pembuatan kerakel dilakukan dengan cara mencetak sisa baja hitam yang telah dibakar ke dalam cetakan logam khusus hingga terbentuk alat pukul berbentuk lingkaran.
Kerakel digunakan dengan cara memasukkan empat jari tangan ke dalam lubang lingkaran senjata tersebut. Desain lingkarannya berfungsi sebagai pelindung buku-buku jari saat memukul, sekaligus menambah daya pukul terhadap lawan. Bagian luar senjata ini biasanya dibuat menonjol untuk memperkuat efek benturan.
Hingga kini, kerakel masih diakui sebagai bagian dari identitas budaya Betawi, dan tetap eksis dalam berbagai pertunjukan seni bela diri maupun pelestarian budaya tradisional.