Site icon Kenapa Sih?

3 Alasan Penting Kenapa Pelajaran IPA dan IPS akan Dihapus di SMA?

Pelajaran IPA dan IPS akan Dihapus di SMA

Alasan kenapa pelajaran IPA dan IPS akan dihapus.

Isu penghapusan pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi topik hangat di kalangan pendidik, siswa, dan masyarakat.

Ide ini muncul dalam rangka merespon implementasi Kurikulum Merdeka. Berikut beberapa alasan mengapa pelajaran IPA dan IPS dipertimbangkan untuk dihapus dari kurikulum SMA.

Persiapan Studi Lanjut dan Karier

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anindito Aditomo menjelaskan kebijakan ini dilakukan agar murid bisa lebih fokus untuk membangun basis pengetahuan yang relevan dengan minat dan rencana studi lanjutnya.

“Murid kelas 11 dan 12 SMA yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka kini dapat dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, kemampuan dan aspirasi studi lanjut atau karirnya,”

Nino mencontohkan, murid yang ingin berkuliah di program studi teknik bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran Matematika Tingkat Lanjut dan Fisika. Murid tersebut tidak harus mengambil mata pelajaran Biologi.

Sementara itu, murid yang ingin kuliah di prodi kedokteran bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mapel Biologi dan Kimia. Sang murid tidak harus mengambil mapel Matematika Tingkat Lanjut.

“Persiapan yang lebih terfokus dan mendalam ini sulit dilakukan jika murid masih dikelompokkan ke dalam jurusan IPA, IPS, dan Bahasa,” kata Nino.

Hapus Privilese Jurusan IPA

Nino juga menjelaskan adanya privilese pada jurusan IPA. Sebelumnya, siswa jurusan IPA mendapat privilese lebih dalam memilih prodi di perguruan tinggi.

“Yang terjadi ketika ada pembagian jurusan adalah sebagian besar murid memilih jurusan IPA. Hal ini belum tentu dilakukan berdasarkan refleksi tentang bakat, minat dan rencana karirnya, melainkan karena jurusan IPA diberi privilese lebih dalam memilih program studi di perguruan tinggi,” terangnya.

“Dengan menghapus penjurusan di SMA, Kurikulum Merdeka mendorong murid untuk melakukan eksplorasi dan refleksi minat, bakat dan aspirasi karir, dan kemudian memberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran pilihan secara lebih fleksibel sesuai rencana tersebut,” imbuhnya.

Sejalan dengan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi

Untuk itu, penghapusan jurusan di SMA juga menghapus diskriminasi terhadap murid jurusan selain IPA dalam seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru.

Ia menjelaskan, semua lulusan SMA dan SMK Kurikulum Merdeka dapat melamar ke semua prodi melalui jalur tes. Pilihan prodi jadi tidak lagi dibatasi oleh jurusan mereka ketika SMA atau SMK.

“Pada tahun ajaran 2024 saat ini, tingkat penerapan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 90-95% untuk SD, SMP, dan SMA/SMK,” pungkasnya.

Penghapusan pelajaran IPA dan IPS di SMA merupakan langkah yang kontroversial namun didorong oleh kebutuhan untuk menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan zaman. Dengan fokus pada integrasi pengetahuan, fleksibilitas pembelajaran, dan pengembangan keterampilan abad ke-21, diharapkan siswa akan lebih siap menghadapi masa depan yang penuh dengan perubahan dan tantangan. Namun, perlu diingat bahwa implementasi kebijakan ini harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati agar tujuan pendidikan yang holistik dan bermakna dapat tercapai.

Baca juga 4 Alasan Mencolok Kenapa Orang Bisa Pesimis: Faktor-faktor dan Dampaknya

Ref: detik.com

Exit mobile version