Edukasi

2 Siswi SD Diduga Jadi Korban Rudapaksa Kakak Pembina saat Perkemahan

11
×

2 Siswi SD Diduga Jadi Korban Rudapaksa Kakak Pembina saat Perkemahan

Share this article
2 Siswi SD Diduga Jadi Korban Rudapaksa Kakak Pembina saat Perkemahan
2 Siswi SD Diduga Jadi Korban Rudapaksa Kakak Pembina saat Perkemahan

KenapaSih.com, Edukasi – Dua siswi sekolah dasar (SD) di Kabupaten Serang, Banten, berinisial A dan C, diduga menjadi korban rudapaksa oleh seorang kakak pembina berinisial FIS (25) saat mengikuti kegiatan perkemahan sekolah.

Peristiwa tersebut terjadi pada malam hari ketika peserta lain sedang beristirahat di dalam tenda. Pelaku diduga mengajak kedua korban ke rumahnya dengan alasan mengambil pakaian ganti, lalu melakukan aksi bejatnya di lokasi tersebut.

“Setelah sampai di rumah, tersangka melakukan perbuatan cabul terhadap korban A dan C. Setelah itu, korban dan pelaku kembali ke lokasi perkemahan di alun-alun,” ujar Kasatreskrim Polres Serang, AKP Andi Kurniady, Senin (23/6/2025).

Kejadian tersebut baru terungkap setelah kegiatan perkemahan selesai. Kedua korban kemudian menceritakan apa yang mereka alami kepada orang tua masing-masing, yang selanjutnya melaporkan peristiwa itu ke pihak kepolisian.


Pelaku Ditangkap Usai Sempat Menghilang

FIS sempat melarikan diri setelah kejadian. Ia akhirnya berhasil diamankan oleh tim Satreskrim Polres Serang pada Senin, 16 Juni 2025, sekitar pukul 02.00 WIB di rumahnya.

Saat ini, pelaku tengah menjalani proses hukum dan dijerat dengan Pasal 81 ayat (1) dan (2) juncto Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak.

“Pelaku diancam hukuman penjara paling singkat lima tahun dan paling lama lima belas tahun,” jelas Andi.


Pengawasan Kegiatan Anak Perlu Dievaluasi

Kasus ini kembali menjadi pengingat pentingnya pengawasan ketat terhadap kegiatan luar sekolah yang melibatkan anak-anak. Pemeriksaan latar belakang pembina, pendamping, dan panitia kegiatan perlu diperketat untuk mencegah potensi kekerasan seksual terhadap peserta didik.

Para ahli juga menyoroti pentingnya pemberian edukasi mengenai perlindungan diri bagi anak-anak serta pentingnya pendampingan psikologis bagi korban untuk membantu pemulihan jangka panjang.