Ekonomi

Bulog Kuasai Cadangan Beras 4 Juta Ton, Wamentan Tegaskan Hanya 10% dari Total Panen

12
×

Bulog Kuasai Cadangan Beras 4 Juta Ton, Wamentan Tegaskan Hanya 10% dari Total Panen

Share this article
Bulog Kuasai Cadangan Beras 4 Juta Ton, Wamentan Tegaskan Hanya 10% dari Total Panen
Bulog Kuasai Cadangan Beras 4 Juta Ton, Wamentan Tegaskan Hanya 10% dari Total Panen

KenapaSih.com, Ekonomi – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai Perum Bulog mencapai 4 juta ton. Namun, angka tersebut bukan mencerminkan keseluruhan hasil panen beras di dalam negeri.

Menurut Sudaryono, Bulog hanya menyerap sekitar 10 persen dari total panen beras nasional yang sebenarnya jauh lebih besar, mencapai sekitar 25 juta ton.

“Jangan salah kaprah mengira beras 4 juta ton itu adalah seluruh panen rakyat kita. Bulog hanya membeli sekitar 10 persen saja dari total panen,” jelas Sudaryono dalam program Indonesia Connect, Jumat (20/6/2025).

Ia menambahkan, Bulog berperan menyerap gabah kering panen (GKP) yang tidak terserap oleh pasar swasta dengan harga pembelian Rp 6.500 per kilogram.

“Hanya gabah yang tidak dapat dibeli oleh pasar swasta dengan harga tersebut yang kemudian dibeli Bulog. Saat ini, Bulog sudah menyerap sekitar 2,5 juta ton, artinya total panen nasional mencapai sekitar 25 juta ton,” kata Wamentan.

Lebih lanjut, Sudaryono menegaskan bahwa Bulog hadir untuk membeli beras di daerah-daerah yang sulit dijangkau pasar, di mana pedagang beras swasta tidak mampu membeli gabah petani.

“Jadi, tidak benar kalau semua panen dibeli Bulog. Bulog hanya membeli sekitar 10 persen di daerah-daerah yang sulit dan pasar tidak mampu menyerap gabah petani,” pungkasnya.


Stok Beras Bulog Tembus 4 Juta Ton, Mentan: Tertinggi dalam 57 Tahun

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa stok beras nasional saat ini telah menembus angka lebih dari 4 juta ton. Ia menyebut, capaian tersebut menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 57 tahun terakhir.

“Ini merupakan stok tertinggi selama 57 tahun. Sebelumnya, rekor tertinggi hanya mencapai 3 juta ton, yaitu pada tahun 1984,” ujar Amran, dikutip dari siaran pers, Selasa (3/6/2025).

Amran juga optimistis target swasembada beras yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dapat tercapai pada 2027. Ia bahkan menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia tidak perlu melakukan impor beras pada tahun ini, mengingat ketersediaan stok yang melimpah.

“Target dari Bapak Presiden awalnya empat tahun, lalu dipercepat menjadi tiga tahun. Mudah-mudahan tahun ini kita tidak melakukan impor,” tegasnya.


Nilai Tukar Petani Meningkat

Selain mengungkapkan stok beras nasional, Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga memaparkan capaian nilai tukar petani (NTP) yang menunjukkan tren positif. Ia menyebut, dukungan anggaran dari Kementerian Keuangan menargetkan NTP sebesar 110, namun pada Mei 2025 telah meningkat menjadi 121.

“Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama tahun lalu yang berada di angka 116,” ujar Amran.

Sebagai upaya memperkuat daya beli masyarakat dan menstabilkan harga, pemerintah juga menyiapkan bantuan sosial berupa beras sebanyak 180 ribu ton per bulan selama dua bulan, sehingga totalnya mencapai 360 ribu ton.

Amran menjelaskan, bantuan tersebut akan difokuskan untuk disalurkan ke wilayah nonpenghasil beras dan kawasan perkotaan.

“Seperti Papua, Maluku, dan wilayah lainnya. Penyaluran bisa sekaligus untuk dua bulan. Selain itu, daerah perkotaan yang tidak memproduksi beras juga menjadi sasaran distribusi,” jelasnya.

Petani Diuntungkan

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menekankan pentingnya menjaga daerah-daerah penghasil beras, terutama di Pulau Jawa, agar tetap terlindungi. Ia menegaskan, strategi pemerintah saat ini bertujuan menjaga keseimbangan harga agar tetap menguntungkan petani tanpa membebani konsumen.

“Ini strategi yang kita jalankan agar harga di tingkat petani tetap menguntungkan, sementara di tingkat konsumen tetap terjangkau,” ujar Amran.

Ia juga memastikan bahwa stok pangan nasional berada dalam kondisi aman. Pemerintah memperkirakan serapan gabah petani bulan ini dapat mencapai 400 hingga 500 ribu ton.

“Pasokan yang akan kita keluarkan hanya sekitar 360 ribu ton, sedangkan potensi penyerapan bulan ini bisa mencapai 400 hingga 500 ribu ton,” pungkas Amran.