KenapaSih.com, Jabodetabek – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni memberikan apresiasi tinggi kepada tim gabungan yang berhasil mengevakuasi pendaki asal Brasil, Juliana Marnis, yang mengalami musibah di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Bentuk penghargaan tersebut ditunjukkan dengan undangan khusus kepada tim evakuasi ke Jakarta pada Selasa, 1 Juli 2025.
Menhut Raja Juli Antoni menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas kerja keras dan dedikasi tim di lapangan. “Saya secara tulus, dari lubuk hati yang paling dalam, atas nama pribadi dan juga Kementerian Kehutanan, mengucapkan rasa terima kasih,” ujar Raja Juli dalam pernyataan resmi Kemenhut, Selasa.
Dalam kesempatan itu, Menhut juga memberikan penghargaan kepada sejumlah perwakilan dari tim gabungan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam proses evakuasi. Penghargaan diberikan langsung kepada individu-individu yang dinilai memiliki peran signifikan dalam upaya penyelamatan.
1. Muhamad Hariyadi, Kepala Kantor SAR Mataram;
2. Khafid As’Adi, Kantor SAR Mataram;
3. I Gede Lanus, Kantor SAR Mataram;
4. Samsul Padli, Unit SAR Lombok Timur;
5. Gunawan Qausari, Damkar Lombok Timur;
6. Muhammad Saopil Amri, Unit SAR Lombok Timur;
7. Randi Paozan, Unit SAR Lombok Timur;
8. Rio Pratama, Unit SAR Lombok Timur;
9. Brigadir Harial Anugrah, Brimob KOMPI 3 Yon B NTB;
10. Maulana Ikhwannul Hakim, BPBD Lotim;
11. Abdul Haris Agam, Rinjani Squad;
12. Herna Hadi Prasetyo/Tyo, Rinjani Squad;
13. Hardiyansah, LORAC;
14. Haryadi Gustio Syafly, Balai TN Gunung Rinjani; dan
15. Mustiadi, EMHC.
Menhut Tegaskan Peningkatan SOP Wisata Alam Usai Insiden di Rinjani
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5262649/original/063403500_1750750716-WhatsApp_Image_2025-06-24_at_14.29.28.jpeg)
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menegaskan pentingnya peningkatan prosedur operasional standar (SOP) dalam kegiatan wisata minat khusus, seperti pendakian di kawasan konservasi. Hal ini disampaikan menyusul insiden yang menimpa pendaki asal Brasil di Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut Menhut, peristiwa tersebut menjadi pelajaran penting bahwa rasa kemanusiaan mampu melampaui batas suku, agama, dan kewarganegaraan, serta mengalahkan berbagai rintangan di lapangan. Ia menyebut kolaborasi dan semangat kerelawanan sebagai kunci utama dalam penanganan bencana.
“Saya tidak ingin berbisnis dengan nyawa manusia. Salah satu langkah yang dapat kita ambil adalah memperketat SOP pendakian serta memperbaiki sarana dan prasarana di lapangan,” tegas Menhut.
Ia juga menekankan perlunya penguatan kerja sama dengan Basarnas, relawan, kepolisian, pemerintah daerah, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya. Menhut turut menginstruksikan jajarannya di Kementerian Kehutanan agar lebih disiplin dalam menerapkan SOP untuk seluruh aktivitas di kawasan konservasi.
Kemenhut Sampaikan Duka Cita
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5261850/original/077296700_1750717354-rinjani_2.jpg)
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya pendaki asal Brasil, JDSP (27), yang terjatuh ke jurang di jalur menuju puncak Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Jenazah korban berhasil dievakuasi oleh tim gabungan pada Selasa, 24 Juni 2025, dari kedalaman sekitar 600 meter di titik Lost Known Position (LKP).
“Atas nama Kementerian Kehutanan kami menyampaikan belasungkawa dan dukacita yang mendalam atas meninggalnya JDSP, pendaki asal Brasil. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim gabungan yang telah bekerja keras di lapangan,” ujar Dirjen KSDAE Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, dalam pernyataan tertulis, Kamis (26/6/2025), di laman resmi Kemenhut.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni juga menegaskan bahwa insiden ini menjadi tanggung jawab moral institusinya. Ia memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan pendakian, khususnya di kawasan konservasi di bawah otoritas kementerian.
“Taman Nasional berada dalam otoritas kita. Maka, Kementerian Kehutanan memiliki tanggung jawab moral terbesar. Untuk itu, saya instruksikan agar kita bersama-sama melakukan pembenahan terhadap SOP pendakian,” tegas Menhut.
Perbaikan Sarana-Prasarana Pendakian di Rinjani
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4893280/original/016903700_1721132987-klhk_2.jpeg)
Proses evakuasi terhadap pendaki asal Brasil, JDSP, di kawasan Gunung Rinjani dilakukan secara maksimal oleh Tim SAR Gabungan, meskipun sempat menghadapi berbagai kendala di lapangan. Upaya penyelamatan melibatkan teknik turun tebing hingga percobaan penggunaan helikopter, namun cuaca ekstrem dan medan terjal menjadi tantangan utama.
“Meski sempat mengalami kendala karena cuaca dan kondisi medan yang sulit, namun proses evakuasi dilakukan secara maksimal. Alhamdulillah, evakuasi akhirnya berhasil diselesaikan,” ujar salah satu perwakilan Kemenhut.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Yarman, melaporkan bahwa jenazah korban berhasil diangkat dari dasar jurang pada pukul 13.51 Wita. Selanjutnya, jenazah dibawa ke Resort Sembalun dan diserahkan kepada pihak keluarga sebelum diberangkatkan ke RS Bhayangkara Polda NTB.
Menanggapi insiden tersebut, Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko mengimbau seluruh pendaki untuk mengutamakan keselamatan dan kesiapan sebelum melakukan pendakian. Ia menegaskan bahwa Kementerian Kehutanan akan terus berupaya meningkatkan kualitas sarana dan prasarana di kawasan konservasi, termasuk Gunung Rinjani.
“Kepada para pendaki, mohon berhati-hati dalam melakukan pendakian. Keselamatan harus menjadi prioritas. Safety first,” tegas Satyawan.